SEJARAH
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh
:
1.
Seh Maolana 40212006
2.
Feri Indriastuti 40212007
3.
Maesaroh
Khayati 40212116
4.
Subur Widadi 40212117
5.
Farah Siska
Lukanti 40212126
6.
Devi Aryani 40212134
Diajukan
Guna memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Taufiq Khoirurrohman, M.Pd.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM BUMIAYU
2015
KATA
PENGANTAR
Bahasa Indosnesia sebagai bahasa
persatuan di Republik Idonesia tentu mempunyi fungsi yang sangat dominan segala
aspek kehidupan masyarakat. Bagaiamanpun juga bahasa Indonesia harus tetap di
pelajari, di kembangkan, dan dioptimalkan fungsinya baik bagi masyarakat
Indonesia maupun masyarakat dunia.
Belajar bahasa Indonesia berarti juga
belajar budaya Indonesia. Oleh karena itu, harapan besar yang menjadi cita-cita
bangsa Indonesia saat ini ialah mengembalikan bangsa Indonesia yang mencintai
tanah air, bangsa dan bahasanya sehingga generasi-generasi yang akan datang
adalah generasi-generasi Indoensia yang berbudaya Indonesia. Para pembaca,
khususya mahasiswa hendaknya mempelajari Bahasa Indonesia dengan
sungguh-sungguh sekalian juga berkomunikasi secara santun berdasarkan budaya
Indonesia. Melalui mata kuliah Bahasa Indonesia diharapakan tumbuh sikap bangga
menggunakan Bahasa Indonesia sehingga tumbuh pula penghargaan akan petingnya
nilai-nilai yang terkandung dalam Bahasa Indonesia.
Dengan demikian upaya, pembinaan dan
pengembangan Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia
diperguruan tinggi, akan mengarah pada pemaknaan Bahasa Indonesia sesuai dengan
fungsi kebudayaan sehingga dengan analisis kritis penggunaan Bahasa Indonesia
saat ini akan memberikan kontribusi positif bagi para pembaca, pendidik, serta
pengambil keputusan.
Paguyangan,
Oktober 2015
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah
Bahasa
Indonesia sebagai salah satu Bahasa Didunia ini memiliki peran penting dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Pentingya peranan bahasa itu antara lain bersimber
pada ikrar sumpah pemuda tahun 1928 yang berbunyi ”kami poetra dan poetri
Indonesia Mendjoendjoeng Bahasa persatoen, Bahasa Indonesia”. Dan pada UUD
dasar kita yang didalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa.
“Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia”. Disamping itu, masih ada beberap alasan
mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka diantara beratus-ratus
bahasa nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa
Ibu.
Dengan
adanya era perkembangan zaman bahasa adalah kunci di mana sebgai ciri khas
bangsa untuk memperkenalkan dunia , ketika perkembangan zaman mencapai era
globalisasi bahasa semakin maju dan semakin berkembang maka dari itu bahasa
Indonesia mengalami sebuah perkembangan baik dari segi kata maupun artinya.
- Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian bahasa?
2.
Apakah hakikat dari bahasa Indonesia?
3.
Bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Umum Bahasa
Berikut penjelasan tentang
pengertian bahasa menurut para ahli, antara lain:
1. Bahasa
adalah sebuah simbol bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk komunikasi
manusia (Wardhaugh, 1972).
2. Bahasa
adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak, atau tanda-tanda yang
disepakati, yang memiliki makna, makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate
Dictionary, 1981).
3. Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota
sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono,
Ed., 1984:2).
4. Bahasa
adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk
budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).
B.
Hakikat
Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia sebagai salah satu bahasa di dunia memiliki peranan penting dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber
pada ikrar sumpah pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami poetra dan poetri
Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indosia” dan pada Undang-Undang
Dasar yang di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa
negara ialah bahasa Indonesia”.
Bahasa
Indonesia memiliki fungsi khusus sesuai dengan kedudukannya sebagai bahasa
negara (UUD 1945 Bab XV Pasal 36) yaitu bahasa resmi kenegaraan dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
Dalam
istilah bahasa Indonesia dikenal bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik
merupakan bahasa yang dipergunakan sesuai situasi dan kondisi. Artinya, dengan
siapa seseorang berbicara, di mana, kapan, dan lain-lain menjadi dasar pijakan
bahasa yang baik. Bahasa yang benar dipergunakan oleh masyarakat Indonesia
dengan didasarkan pada patokan ejaan yang disempurnakan (EYD). Hal ini
mengandung pengertian bahwa bahasa yang benar adalah bahasa yang bersifat
perskriptif, artinya segala sesuai didasarkan pada benar atau salahnya
penggunaan bahasa.
C.
Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah
Indonesia berasal dari bahasa melayu, bahasa ini telah tumbuh dan berkembang
bahkan sebelum bahasa Indonesia di deklarasikan sebagai bahasa persatuan dalam
sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Namun kini timbul Pertanyaan, mengapa
kemudian dari sekian banyak bahasa yang tersebar di Indnonesia mengapa justru
bahasa melayulah yang menjadi asal lahirnya Bahasa Indonesia.
Ada Tiga faktor yang menyebabkan
mengapa Bahasa Melayu pada saat itu diterima oleh masyarakat.
1. Bahasa
Melayu sebagai Lingua Franca
Bahasa
melayu sudah digunakan sebagai bahasa perdagangan sejak jaman sriwijaya. Di
sini bahasa melayu menjadi bahasa yang dapat dipahami dan digunakan dalam
perdagangan oleh berbagai suku yang
memiliki latar belakang bahasa ibu yang berbeda. Sehingga dengan demikian
bahasa melayu menjadi lingua franca dalam aktifitas perdagangan. Dengan menjadi
lingua franca, bahasa melayu menjadi cepat tersebar ke berbagai daerah di
nusantara.
2. Sistem
Bahasa Melayu Praktis dan Sederhana
Bahasa
Melayu berbeda dengan bahasa lainnya di indonesia dalam segi strukturnya.
Struktur dalam bahasa melayu tidak mengenal undak usuk atau bahasa yang disampaikan
berdasarkan strata sosial yang dipakai oleh masyarakat jawa. Misalnya dalam
penggunaan kata sapaan, di jawa kata sapaan seorang anak kepada orang tua akan
berbeda dengan seorang anak kepada teman sebayanya. Sehingga kepraktisan dan
kesederhanaan inilah yang membuat bahasa Melayu lebih diterima dibanding dengan
bahasa lain.
3. Kebutuhan
politik
Untuk
mengatasi perbedaan bahasa yang ada di Indonesia. Indonesia tidak mungkin
memilih salah satu bahasa dari ratusan bahasa ibu yang dimiliki oleh suku-suku yang
tersebar di Nusantara. Karena dengan memilih salah satu bahasa ibu sebuah suku,
hal itu akan dapat menimbulkan potensi konflik rasial yang dapat mengakibatkan
perpecahan. Maka, memilih bahasa melayu adalah pilihan yang tepat karena bahasa
tersebut telah dipahami di berbagai daerah di Nusantara sebagai bahasa
perdagangan.
Demikianlah,
tiga alasan mengapa bahasa melayu kemudian terpilih menjadi bahasa persatuan.
Dari hal yang bersifat komunikasi sampai pada hal yang politis. Namun dalam
perkembangan saat ini, bahasa indonesia yang kita kenal dan kita gunakan
sekarang ini sudah tidak sama lagi dengan bahasa asalnya, yaitu bahasa melayu.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Diantara faktor tersebut
adalah faktor waktu, politik, sosial budaya, dan IPTEK,
1.
Waktu
Perkembangan
bahasa Indonesia dalam lintasan sejarah dapat dibagi menjadi tiga fase, fase
pertama atau disebut dengan masa prokolonial. Pada masa ini terdapat beberapa
bukti tertulis mengenai bahasa melayu tua yang ditemukan pada beberapa prasasti
dan inskripsi. Bukti lain, dapat diidentifikasi melalui adanya dialek melayu
yang tersebar di Wilayah Nusantara.
Fase kedua atau disebut dengan masa
kolonial, pada masa ini yakni sekitar abad XVI orang-orang barat sudah sampai
di Indonesia, mereka menemukan bahwa bahasa melayu telah digunakan sebagai
bahasa resmi dalam pergaulan, perhubungan dan perdagangan. Hal ini dikuatkan
oleh Pigafetta yang berkebangsaan Portugis yang mengunjungi Tidore untuk
menyusun daftar kata melayu – Itali tahun 1522.
Fase ketiga atau disebut dengan Masa
Pergerakan. Masa ini dimulai dari tahun 1901.pada tahun ini telah disusun ejaan
resmi bahasa Melayu Van Ophuysen yang merupakan cikal bakal ejaan bahasa
Indonesia yang saat itu masih terdapat penggabungan dua konsonan untuk
membentuk huruf-huruf tertenu seperti huruf c yang ditulis tj, atau j yang
ditulis dj.
Selanjutnya di tahun 1908 pemerintah
kolonial mendirikan sebuah bahan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman
Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah
Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang
tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Barulah pada tanggal 28 Oktober 1928
bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa
nasional. Bahasa Indonesia kemudian semakin dikenal luas pada tahun 1933 lewat
karya-karya angkatan sastrawan muda yang menanamkan dirinya sebagai pujangga
baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
Pada tahun 1945 bahasa Indonesia kemudian
dikukuhkan sebagai bahasa negara lewat Pasal 36 UUD 1945. Bahasa Indonesia
semakin berkembang pada tahun 1947 yang ditandai dengan penetapan Ejaan
Republik atau Ejaan Suwandi menggantikan ejaan Van Ophuysen. Ejaan ini kemudian
mengalami perbaikan di tahun 1972. Perbaikan ini kemudian dinamakan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan oleh Presiden Suharto
lewat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Di tahun yang sama, Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah itu, pada 28 Oktober
1980 ditetapkan sebagai Bulan Bahasa.
Untuk melakukan pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia,para ahli maupun akademisi secara berkesinambungan bertemu
setiap 5 tahun sekali dalam acara Kongres Bahasa. Berkikut pertemuan-pertemuan
dalam Kongres Bahasa Indonesia tersebut beserta hasil maupun kesepakatannya:
a. Tanggal
25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil
kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia telah dilaksanakan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan
Indonesia saat itu.
b. Tanggal
28 Oktober-2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di
Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus
menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan
dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
c. Tanggal
28 Oktober-2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa III di Jakarta.
Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini
selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia
sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia.
d. Tanggal
21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta.
Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang
ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara
Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat
tercapai semaksimal mungkin.
e. Tanggal
28 Oktober-3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di
Jakarta. Kongres ini dihadari oleh kira-kira 700 pakar bahasa Indonesia dari
seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunai
Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ini
ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
f. Tanggal
28 Oktober-2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesa VI di
Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta
tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunai Darusalam, Jerman, Hong Kong,
India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan
statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya
Undang-undang Bahasa Indonesia.
g. Tanggal
26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesa VII di Hotel
Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
2.
Politik
Muatan politik sangat melekat bahkan sejak
kelahiran bahasa Indonesia. Unsur politik yang paling nyata adalah dalam Sumpah
Pemuda yang dilaksanakan pada 28 Oktober 1928. Saat itu, proses intimidasi
terhadap penjajah dilakukan oleh sekelompok pemuda yang mengikrarkan tiga ikrar
yang kini sangat bersejarah, tiga poin yang salah satunya berisi tentang
pengakuan penggunaan bahasa Indonesia.
Eksistensi Bahasa Indonesia semakin kuat
ketika dikeluarkan pasal 36UUD 1945 yang berisi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara. Pengakuan bahasa persatuan ini, merupakan salah satu tuntutan yang
harus dipenuhi pemerintah Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaannya dari
Jepang. Saat itu, Jepang meminta kesiapan bangsa Indonesia untuk merdeka. Salah
satu syaratnya adalah bahasa persatuan ini.
3.
Sosial
Budaya
Bahasa Indonesia yang saat ini digunakan
merupakan hasil dari interaksi masyarakat antar satu suku dengan suku lainnya.
Program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah membuat interaksi antar suku
ini semakin kuat selain arus urbanisasi yang tak dapat dibendung. Sehingga
hasil dari pertemuan sosial budaya inilah melahirkan istilah-istilah kebahasaan
yang dipahami dan berkembang oleh pemakainya yang kemudian diakui sebagai
bahasa Indonesia. Ada kata-kata dari bahasa daerah Sunda, Jawa, Bugis, Batak,
dan lain sebagainya yang kemudian menjadi kata bahasa Indonesia.
Selain faktor interaksi antar suku ini,
perkembangan kebudayaan juga menghasilkan bahasa. Istilah mencanting dalam
pembuatan batik kemudian dikenal luas.
4.
IPTEK
Perkembangan bahasa Indonesia sangat
dipengaruhi oleh teknologi. Namun demikian banyak teknologi terbarukan justru
lahir dari tangan asing yang kemudian masuk ke Indonesia dengan bahasa
internasional yakni Inggris. Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi para
ahli bahasa untuk mencari padanan yang tepat untuk menyebut istilah-istilah
asing itu. Sebagian istilah tersebut langsung diindonesiakan dengan menyerap
secara utuh, sebagian lagi dicarikan padanannya yang sesuai dengan konsep
ilmiah tersebut. Maka website
kemudian dipadankan menjadi laman, begitu juga pada kata upload yang dipadankan
dengan unggah, dan download yang
dipadankan dengan ungguh / unduh. Adapun penyerapan secara utuh misalnya
menyebut laman facebook yang kemudian
diindonesiakan menjadi fesbuk.
BAB III
PENUTUP
Bahasa
Indonesia sebagai salah satu bahasa di dunia memiliki peranan penting dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber
pada ikrar sumpah pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami poetra dan poetri
Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indosia” dan pada
Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan
bahwa “bahasa negara ialah bahasa Indonesia”.
Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Tiga faktor yang menyebabkan bahasa
Melayu diterima oleh masyarakat, antara lain: (1) bahasa Melayu sebagai Lingua
Franca, (2) sistem bahasa Melayu praktis dan sederhana, (3) kebutuhan politik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahas Melayu antara lain: faktor
waktu, politik, sosial budaya, dan IPTEK.
DAFTAR PUSTAKA
- Hikmat,
Ade dan Nasli Solihati. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.
- W,
Solchan T. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakatra: Universitas Terbuka.
- Pamungkas,
Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
- Rosdiana,
Yusi. dkk. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.