BAB I
PENDAHULUAN
Belajar
bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya,
daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mtereaksi terhadap
semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang
diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada
siswa.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai
edukatif.Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan
peserta didik.Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan
kegiatan pengajarannya secara sistematis.
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal. Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru,
dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat
penting atau dominan.
Ausubel
mengemukan dua prinsip penting dalam metode ekspositoris yang perlu
diperhatikan dalam penyajian materi pembelajaran bagi siswa, yaitu:
1. Prinsip diferensiasi progresif, yang
menyatakan bahwa dalam penyajian pembelajaran bagi siswa, materi, informasi atau gagasan yang bersifat
paling umum disajikan lebih dahulu dan baru sesudah itu disajikan materi,
informasi atau gagasan yang lebih detail (terdiferensiasi). Prinsip ini
didasarkan pada pandangan Ausubel bahwa cara belajar yang efektif adalah cara
belajar yang mengupayakan adanya pemahaman terhadap struktur dari materi yang
dipelajari.
2. Prinsip rekonsiliasi integrative,
yang menyatakan bahwa materi atau informasi yang baru dipelajari perlu
direkonsiliasikan dan diintegrasikan dengan materi yang sudah lebih dulu
dipelajari, sehingga setiap materi yang baru terkait dengan materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
Dimyati
dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang
penting yaitu :
a) Menyusun program pembelajaran,
b) Memberi informasi yang benar,
c) Pemberi fasilitas yang baik,
d) Pembimbing siswa dalam
perolehan informasi yang benar,
e) Penilai perolehan informasi.
Sedangkan peranan siswa yaitu:
a) Pencari informasi yang benar,
b) Pemakai media dan sumber yang
benar,
c) Menyelesaikan tugas dengan
penilaian guru.
Dalam strategi ini, guru menyajikan materi dalam bentuk
yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap sehingga peserta
didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Secara
garis besar prosedurnya adalah:
1.
preparasi. Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara sistematis
dan rapi.
2.
apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan
perhatian peserta didik kepada materi yang akan diajarkan.
3.
presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh
anak didik untuk membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu
atau yang ditulis guru sendiri.
4.
resitasi. Guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang
dipelajari atau peserta didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata
sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari, baik yang
dipelajari secara lisan maupun tulisan.
Dengan menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa
keunggulan dan kelemahan di dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan Strategi Ekspositori
a) Dengan strategi pembelajaran
ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran,
dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikannya.
b) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat
efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu
yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c) Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturantentang suatu materi
pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui
pelaksanaan demonstrasi).
d) Strategi pembelajaran ini bisa
digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran.Karena itu sebelum strategi ini
diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuanpembelajaran secara
jelas dan terukur.Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik
memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran.
2. Kelemahan Strategi Ekspositori
a) Strategi pembelajaran ini hanya
mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan
menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu
perlu digunakan strategi yang lain.
b) Strategi ini tidak mungkin dapat
melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan,
minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
c) Strategi ini lebih banyak diberikan melalui
ceramah sehingga akan sulit mengembangkan kemampuan
siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
d) Keberhasilan strategi pembelajaran
ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan,
pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola
kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e) Gaya komunikasi strategi pembelajaran
lebih banyak terjadi satu arah sehingga kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas.
Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang
dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
B. Strategi Pembelajaran Discovery
(Penemuan)
Strategi
pembelajaran discovery atau penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan
pembelajaran perseorangan, manipulasi objek, melakukan percobaan, sebelum
sampai ke generalisasi. Metode penemuan mengutamakan cara belajar siswa aktif
(CBSA).
Bell
(1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan,
yakni sebagai berikut:
a) Dalam penemuan siswa memiliki
kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan
bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan
digunakan.
b) Melalui pembelajaran dengan
penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit mauun abstrak,
juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang
diberikan
c) Siswa juga belajar merumuskan
strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk
memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d) Pembelajaran dengan penemuan
membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi
informasi, serta mendengar dan mneggunakan ide-ide orang lain.
e) Terdapat beberapa fakta yang
menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
f) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan
dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan
diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
Dalam sistem belajar mengajar ini, guru menyajikan
bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang
untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan
pemecahan masalah. Secara garis
besar prosedurnya adalah sebagai berikut:
1.
simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyeluruh,
peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2.
problem statement. Peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan.Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan
fleksibel untuk dipecahkan.Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan
(statement) sebagai jawaban sementara atas jawaban yang diajukan.
3.
data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis ini, anak diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4.
data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
5.
verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya
itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
6.
generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik
belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.
Dengan menggunakan strategi discovery terdapat beberapa
keunggulan dan kelemahan di dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan Strategi
Pembelajaran Discovery
a) Dapat meningkatkan kemampuan siswa
untuk memecahkan masalah (problem solving).
b) Dapat meningkatkan motivasi.
c) Mendorong keterlibatan keaktifan
siswa.
d) Siswa aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil
akhir.
e) Menimbulkan rasa puas bagi
siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga
minat belajarnya meningkat.
f) Siswa akan dapat mentransfer
pengetahuannya keberbagai konteks.
g) Melatih siswa belajar mandiri.
2. Kelemahan Strategi
Pembelajaran Discovery
a) Guru merasa gagal mendeteksi masalah
dan adanya kesalah fahaman antara guru dengan siswa.
b) Menyita waktu banyak. Guru dituntut
mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi
fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Untuk seorang guru
ini bukan pekerjaan yang mudah karena itu guru memerlukan waktu yang banyak.Dan
sering kali guru merasa belum puas kalau tidak banyak memberi motivasi dan
membimbing siswa belajar dengan baik.
c) Menyita pekerjaan guru.
d) Tidak semua siswa mampu
melakukan penemuan.
e) Tidak berlaku untuk semua topik atau bahasan.
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristik,yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang
berarti “saya menemukan”.Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).
Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat
dominan dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan strategi inquiry
terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam menggunakan strategi ini,
yaitu:
1. Keunggulan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
b) Mampu memberikan ruang kepada siswa untuk dapat belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
c) Strategi pembelajaran inquiry
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan
belajar baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Jika strategi pembelajaran inquiry
sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
b) Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c) Kadang dalam mengimplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi
pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
inquiry ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
C. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam
strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam
kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok,
dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar..
Strategi pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latarbelakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap
kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok
tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
Contoxtual Teaching Learning (CTL)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh
dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
ketika siswa itu belajar.
1. Keunggulan
Strategi Pembelajaran CTL:
a) Belajar
menjadi lebih bermakana dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap
hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
b)
Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumpuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran CTL menganut aliran
kontruktinisme: dimana seorang siswa diharapkan belajar melalui “ mengalami”
bukan “ menghafal”.
2. Kelemahan Strategi Pembelajaran
CTL:
a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena
dalam CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi
b)
Tugas guru hanya
sebatas mengelola sebagai sebuah tim yang
bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.
Perbedaan Pendekatan Kontekstual
dengan Pendekatan Tradisional
No
|
PENDEKATAN
CTL
|
PENDEKATAN
TRADISIONAL
|
1
|
Siswa secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran
|
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif
|
2
|
Siswa belajar dari teman melalui
kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi.
|
Siswa belajar secara individual
|
3
|
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan
nyata dan atau yang disimulasikan
|
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis
|
4
|
Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri
|
Perilaku dibangun atas dasar
kebiasaan
|
5
|
Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman
|
Keterampilan dikembangkan atas dasar
latihan
|
6
|
Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri
|
Hadiah untuk perilaku baik adalah
pujian (angka) rapor
|
7
|
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan
|
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia takut hukuman
|
8
|
Bahasa diajarkan dengan pendekatan
komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata
|
Bahasa diajarkan dengan pendekatan
struktural: rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan
|
9
|
Pemahaman siswa dikembangkan atas
dasar yang sudah ada dalam diri siswa
|
Pemahaman ada di luar siswa, yang
harus diterangkan, diterima, dan dihafal
|
10
|
Siswa menggunakan kemampuan
berfikir kritis, terlibat dalam mengupayakan terjadinnya proses pembelajaran
yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang
efektif dan membawa pemahaman masing-masing dalam proses pembelajaran
|
Siswa secara pasif menerima
rumusan atau pemahaman (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal) tanpa
memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran
|
11
|
Pengetahuan yang dimiliki manusia
dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia diciptakan atau membangun
pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya
|
Pengetahuan adalah penangkapan
terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di luar diri
manusia
|
12
|
Karena ilmu pengetahuan itu
dikembangkan oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu
mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu selalu berkembang.
|
Bersifat absolut dan bersifat
final
|
13
|
Siswa diminta bertanggung jawab
memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing
|
Guru adalah penentu jalannya proses
pembelajaran
|
14
|
Penghargaan terhadap pengalaman
siswa sangat diutamakan
|
Pembelajaran tidak memperhatikan
pengalaman siswa
|
15
|
Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara : proses, bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll.
|
Hasil belajar hanya diukur dengan
hasil tes
|
16
|
Pembelajaran terjadi di berbagai
tempat, konteks dan setting
|
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas
|
17
|
Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek
|
Sanksi adalah hukuman dari
perilaku jelek
|
18
|
Perilaku baik berdasar motivasi
intrinsik
|
Perilaku baik berdasar motivasi
ekstrinsik
|
19
|
Berbasis pada siswa
|
Berbasis pada guru
|
20
|
Seseorang berperilaku baik karena
ia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat
|
Seseorang berperilaku baik karena
dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah yang
menyenangkan
|
BAB III
PENUTUP
Jenis strategi
pembelajaran ada lima, yaitu strategi pembelajaran ekspositori, discovery,
inquiry, kooperatif dan CTL.
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal.
Strategi
pembelajaran discovery diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan
pembelajaran perseorangan, manipulasi objek, melakukan percobaan, sebelum
sampai ke generalisasi.
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual
Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat diketahui
bahwa secara umum tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik
dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain, baik tidaknya suatu
strategi pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djamarah,
Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
2. Hannypoeh.(2011).[online].Tersedia: http://hannypoeh.wordpress.com/2011/12/18/metode-ekspositori/. 14
Juli 2012.
Elvira-yunita-utami.Penerapan Metode Dicsovery
Learning pada Pembelajaran Matematika dalam Usaha Peningkatan Motivasi
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Neg 2 Pengasih Kabupatan.Kulon
Progo. Tersedia: http-3A-2Findex-of-ppt.com-2FMetode-2Pembelajaran-2FDiscovery-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar