KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya saya diberi kesehatan, sehingga saya dapat
menyelesaikan artikel yang menjadi tugas mata kuliah Dasar Pengenalan Kurikulum
I.
Artikel yang berjudul ‘Pembelajaran
Aktif, Efektif, Kreatif dan Menyenangkan’ atau yang biasa disebut dengan PAKEM
merupakan aplikasi dari saya. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut
juga untuk memberikan pengetahuan tentang PAKEM.
Dalam artikel ini, saya menyadari masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan
kesempurnaan sangat saya nantikan.
Saya berharap artikel ini dapat
bermanfaat dan memberi wawasan ataupun menjadi referensi kita dalam mengetahui
dan mempelajari tentang PAKEM.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Ajibarang, 01 Januari 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Guru dan anak didik adalah padanan
frase yang serasi, seimbang, dan harmonis. Keduanya berada dalam hubungan
kejiwaan yang saling membutuhkan. Guru mengajar dan anak didik belajar.
Pembelajaran
adalah proses membelajarkan siswa yang dilakukan oleh guru. Di dalamnya
terdapat usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar
agar terjadi terus menerus proses belajar dalam diri siswa. Itulah pembelajaran
aktif yang sekaligus menumbuhkan daya kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Saat
ini terjadi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Selama ini yang
terjadi dalam proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru, namun saat
ini mulai diubah paradigma berpikirnya bahwa yang belajar adalah siswa,
sehingga perlu ada aktivitas yang seimbang antara siswa dan guru. Bahkan akan
lebih baik lagi jika siswa lebih banyak aktif dalam pembelajaran.
Di sinilah letak pentingnya strategi
PAKEM, yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sebagai
acuan pembelajaran. Strategi ini berorientasi untuk menggali potensi terbesar
siswa dengan metodologi pembelajaran yang mengedepankan keaktifan anak,
mendorong kreativitas, efektif dalam pencapaian target dan kualitas, serta
menyenangkan dalam prosesnya, sehingga anak bisa memahami materi pembelajaran
dengan nyaman, senang, dan ceria.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAKEM
Istilah
PAKEM semula dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyful and Effective
Learning). Untuk pertama kalinya di Indonesia, yaitu pada tahun 1999, metode
ini dikenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif, dan
Menyenangkan).
PAKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak dan
pembelajaran harus bersifat menyenangkan, agar siswa termotivasi untuk terus
belajar sendiri tanpa diperintah dan agar tidak merasa terbebani atau takut. PAKEM
adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan
beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan
penekanan belajar sambil bekerja (learning by doing). Sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
PAKEM
adalah penerjemahan dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO,
antara lain : (1) learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa
aspek kognitif dalam pembelajaran, (2) learning to do, yaitu belajar melakukan
yang merupakan aspek pengamalan dan pelaksanaan, (3) learning to be, yaitu
belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian dengan
diri anak, (4) learning to lifw together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan
yang merupakan aspek kesosialan siswa, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana
hidup toleransi dalam keberagaman yang ada di sekeliling siswa.
1. Pembelajaran Aktif
Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana
yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pelajar dalam membangun pengetahuannya. Bukan proses pasif yang hanya menerima
kucuran ceramah gur tentang pengetahuan. Peran aktif dari siswa sangat penting
dalam rangka pembentukan generasi kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Dari proses pembelajaran aktif akan
menyebabkan peserta didik mampu berpikir inovatif dan kreatif. Terdapat
sembilan prinsip belajar menurut Sulo Lipu La Sulo (1990: 9-10) yang perlu
diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan siswa dalam belajar, baik
dipandang dari pihak pelajar maupun dari pihak pengelola proses pembelajaran.
Prinsip itu antara lain:
a) pertumbuhan
motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik.
b) pemantapan
latar dari materi yang akan dipelajari, khususnya pemberian apersepsi atau
kaitan.
c) mengutamakan
keterarahan pada suatu fokus, seperti suatu konsep inti ataupun permasalahan
sehingga siswa dapat memusatkan perhatian serta mengaitkan atau menghubungkan
keseluruhan bahan yang sedang dipelajari.
d) belajar
sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya.
e) penyesuaian
dengan perbedaan individual.
f) peluang
untuk bekerja sama dengan berbagai pola interaksi.
g) peluang
untuk menemukan sendiri informasi atau konsep.
h) penumbuhan
kepekaan mencari masalah dan memecahkannya.
i)
mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi
maupun akomodasi kognitif.
Untuk mewujudkan prinsip belajar di
atas, menurut Sulo Lipu La Sulo (1990:10), terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran seperti
berikut:
a. mengupayakan
variasi kegiatan dan suasana belajar dengan penggunaan berbagai strategi
pembelajaran.
b. menumbuhkan
prakarsa siswa untuk aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
c. mengembangkan
berbagai pola interaksi dalam pembelajaran, baik antara guru dan siswa maupun
antarsiswa.
d. menggunakan
berbagai sumber belajar, baik yang dirancang/by design (buku pelajaran, media
pembelajaran, model kerangka manusia, dll) maupun yang dimanfaatkan/by
utilization (tumbuhan, hewan, lingkungan, pasar, dll).
e. pemantauan
yang intensif dan diikuti dengan pemberian balikan yang spesifik juga segera
atau cepat.
Pembelajaran
aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas
siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan
dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga siswa memperoleh berbagai
pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu,
pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
Dalam
pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator
yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada siswa. Siswa terlibat secara
aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak
memberikan arahan dan bimbingan serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses
pembelajaran.
2. Pembelajaran Kreatif
Kreatif berarti memiliki daya cipta atau kemampuan
untuk mencipta. Menurut Reni Akbar (2001) kreativitas merupakan kemampuan
seseorang melahirkan sesuatu yang baru atau kombinasi hal yang sudah ada
sehingga terkesan baru.
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran
yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa
selama pembelajaran berlangsung.
Dari konsep di atas, dapat diketahui adanya tujuan
tertentu dalam pembelajaran kreatif, yaitu:
a)
menciptakan suasana yang harmonis dan hangat antara siswa dengan guru.
b)
mendorong siswa untuk berani bertanya, menyampaikan pendapat, dan juga mampu
mempertahankan argumentasinya.
c)
mendorong siswa untuk mampu memberdayakan segala sumber daya yang tersedia,
baik di dalam maupun di luar kelas.
Pembelajaran kreatif menekankan pada
pengembangan kreativitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta
(mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekkan kesenian, dll) maupun
pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Pengembangan kemampuan berpikir
kreatif haruslah seimbang dengan kemampuan berpikir rasional logis.
Pembelajaran di SD-MI pada umumnya telah banyak mengupayakan pengembangan
kemampuan berpikir rasional logis, contohnya melalui pembelajaran matematika
(latihan mengerjakan soal matematika dengan jawaban tunggal).
Siswa dikatakan kreatif apabila
siswa itu mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang
diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah
hasil karya baru.
3. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran
dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa,
membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan siswa ke tujuan yang ingin
dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan siswa dalam
perencanaa, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus
dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana
pembelajaran betul-betul kondusif, dan terarah pada tujuan dan pembentukkan
kompetensi siswa.
Pembelajaran
efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat
kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Pembelajaran ini juga perlu
ditunjang oleh suasana dan lingkungan yang memadai atau kondusif. Untuk itu,
guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola siswa,
mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan
mengelola sumber-sumber belajar.
4. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran
menyenangkan merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau
tertekan. Dengan kata lan, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola
hubungan yang bak antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak
menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan
susasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam
melakukan proses pembelajaran.
Untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang
pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.
Pembelajaran
yang menyenangkan ini dapat terwujud apabila guru mampu mendesain materi
pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran
yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi,
game, team quiz, role playing dan sebagainya. Menyenangkan juga berarti membuat
suasana belajar mengajar yang asik sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar dan waktu curah siswa pada pelajaran menjadi (time on
task) tinggi.
B. CIRI-CIRI PAKEM
Ciri-ciri pembelajaran PAKEM secara garis
besar ialah:
a) multi
metode dan multi media
b) praktik
dan bekerja dalam satu tim
c) memanfaatkan
lingkungan sekitar
d) dilakukan
di dalam dan di luar kelas
e) multi
aspek (logika, praktik dan etika)
Ciri-ciri PAKEM yang digambarkan
dalam buku pelatihan awal program MBS yang merupakan pelatihan program kerja
sama pemerintah Indonesia dengan UNESCO dan UNICEF (2003:3-4), antara lain:
a) siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do)
b) guru
menggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
c) guru
mengatur kelas dengan cara memajang buku-buku dan bahan ajar yang lebih menarik
dan menyediakan “pokok baca”.
d) guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk belajar
kelompok.
e) guru
mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
Sedangkan Rose and Nocholl
mengatakan bahwa ciri-ciri PAKEM adalah sebagai berikut:
a) menciptakan
lingkungan tanpa stres (rileks), yaitu lingkungan yang aman untuk kesalahan,
namun dengan harapan akan mendapatan kesuksesan yang lebih tinggi.
b) menjamin
bahwa bahan ajar itu relevan. Seseorang akan belajar ketika orang itu melihat
manfaat dan pentingnya bahan ajar.
c) menjamin
bahwa belajar secara emosional adalah positif. Pada umumnya, hal tersebut dapat
terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada humor dan
dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta dukungan antusias.
d) melibatkan
secara sadar semua indera dan otak kiri maupun kanan.
e) menantang
peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang
dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan
ajar.
C. LANDASAN HUKUM PAKEM
1.
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003
a)
Pasal 4
Pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
b)
Pasal 40
Menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
2.
PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 19
Proses pembelajarn pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
PAKEM
1. Mengalami:
peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional.
Mengalami pengalaman langsung pembelajaran akan lebih memberi makna kepada
siswa daripada hanya mendengarkan. Misalnya pada mata pelajaran olah raga
supaya siswa dapat mengetahui tentang bagaimana melakukan serven dalam
permainan bola voli, maka guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk
melakukan serven bola.
2. Komunikasi:
kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan
peserta didik. Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana
antara unsur komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3. Interaksi:
kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi arah.
Interaksi multi arah yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional,
dimana proses komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa
dengan siswa, bahkan siswa dengan lingkungan sekitar memiliki kesiapan yang
cukup baik.
4. Refleksi:
kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang
telah dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan bersama
antara guru dengan siswa.
Empat
prinsip di atas harus diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Keempat
prinsip ini membuat PAKEM berjalan pada kerangka dasar yang telah dirumuskan
sebelumnya yaitu membentuk pembelajaran yang berkualitas dan mampu menghasilkan
kader-kader muda yang siap berkreasi demi bangkitnya potensi bangsa.
E. KRITERIA STRATEGI PEMBELAJARAN
PAKEM
1. guru
berusaha untuk membangkitkan semangat dengan menggunakan berbagai alat bantu,
misalnya menggunakan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat
diolah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suasana pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, dan sesuai dengan kompetensi siswa yang ingin dicapai.
2. guru
mengatur kelas sedemikian rupa agar lebih kondusif untuk situasi pembelajaran,
dan membuat siswa merasa betah di kelasnya. Misalnya dengan memajang buku-buku
dan bahan belajar menarik, juga menyediakan “pokok baca”. Guru juga harus bisa
memajang hasil-hasil karya anak didiknya di seluruh penjuru kelas. Sehingga
siswa dapat merasa bangga, karyanya bisa diapresiasi oleh teman-temannya.
3. guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif. Contohnya
belajar berkelompok atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
gagasannya.
4. guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menata lingkungan
hidupnya.
Hal yang perlu diingat berdasarkan
kriteria-kriteria strategi pembelajaran PAKEM, pembelajaran harusnya:
a) berusaha
membuat peserta didik selalu terlibat secara aktif.
b) mendorong
munculnya kreativitas peserta didik dan guru.
c) berusaha
agar pembelajaran selalu efektif.
d) proses
pembelajarannya berlangsung secara menyenangkan terutama bagi peserta didik.
F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PELAKSANAAN STRATEGI PAKEM
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru agar strategi PAKEM dapat dilaksanakan dengan baik. Hal
tersebut antara lan:
1. Memahami sifat yang dimiliki
anak
Ada dua sifat mendasar yang pasti
dimiliki oleh setiap anak di manapun, yaitu kesukaan berimajinasi dan rasa
ingin tahu yang besar. Guru sebagai pembimbing siswa, harus tahu betul
karakteristik kedua sifat dasar itu sebagai modal untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa. Guru bisa melakukan berbagai cara yang dapat
membuat siswa senang/merasa dihargai, seperti memuji hasil karyanya, mengajukan
pertanyaann yang menantang, atau mendorong siswa untuk melakukan percobaan.
2. Mengenal anak secara perorangan
Setiap siswa tentunya memiliki
karakteristik yang berbeda. Tak terkecuali dalam hal pembelajaran. Ada siswa
yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyerap materi pelajaran, ada juga
siswa yang agak lambat dalam menyerap materi pelajaran. Dengan mengenal
kekurangan dan kelebihan diri setiap siswanya, guru bisa merumuskan perlakuan
khusus yang harus diberikan kepada setiap siswa. Siswa yang mempunya kemampuan
lebih, misalnya bisa dimanfaatkan untuk membantu temannya yang memiliki
kemampuan kurang dalam belajar.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kesil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku
ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan bak bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Untuk menghadapi hidup, setiap orang
harus memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan memikirkan
alternatif-alternatif pemecahan masalah. Hal ini harus dipucuk sedini mungkin
sebagai bekal bagi setiap peserta didik.
5. Mengembangkan ruang kelas
sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruangan kelas sebagai lingkungan
utama tempat berlangsungnya pembelajaran merupakan salah satu aspek yang harus
mendapat perhatian lebih dalam strategu PAKEM. Kelas harus ditata sedemikian
rupa agar nyaman dan membuat betah peserta didik. Salah satu yang bisa
dilakukan adalah memajang karya-karya siswa, poster, diagram, peta, alat
peraga, dll.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar
Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering kali membuat anak merasa senang, sehingga materi pelajaran dan
lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial maupun budaya dapat disampaikan
secara efektif. Contohnya, mengamati pertumbuhan tanaman di perkebunan, atau
melihat cara-cara pengolahan tanaman di pertanian. Tapi demi efektifitas waktu
dan biaya, tak selamanya siswa diajak ke lingkungan tertentu untuk belajar.
Guru bisa mengambil salah satu bagian dari lingkungan belajar ke dalam kelas,
contohnya membawa contoh tanaman ke dalam ruang kelas, atau membawa foto/gambar
dari lingkungan belajar di dalam kelas.
7. Memberikan umpan balik yang baik
untuk meningkatkan kegiatan belajar
Pemberian umpan balik dari guru kepada
guru merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dengan siswa. Umpan
balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu,
cara memberikan umpan balik pun harus secara santun agar siswa lebih percaya
diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan
guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik
dan aktif mental
Aktif mental lebih diinginkan
daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Contoh aktif fisik
ialah saat siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak.
G. PERUBAHAN YANG DIHARAPKAN DALAM
PAKEM
Strategi PAKEM ini diharapkan dapat
menghasilkan pembelajaran yang berkualitas atau bermutu dan menghasilkan
perubahan yang signifikan, seperti dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap
siswa, pertanyaan, latihan, interaksi, pengelolaan kelas. Selanjutnya, Wahyudin
(2006) menjelaskan tentang perubahan yang diharapkan dalam pembelajaran PAKEM
adalah sebagai berikut:
ASPEK
|
DARI...
|
KE...
|
Peran guru
|
Guru
mendominasi kelas.
Semua
dari guru:
·
Informasi
·
Pertanyaan
·
Inisiatif
·
Penugasan
·
Umpan balik
·
Penilaian
|
Menjadi
manajer/fasilitator pembelajaran:
·
Inisiatif berasal dari siswa/guru
·
Sumber informasi beragam
·
Siswa banyak bertanya
·
Siswa kadang memilih tugas
sendiri
·
Umpan balik dari teman sebaya
·
Siswa menilai diri sendiri
|
Perlakuan terhadap siswa
|
Semua
siswa diperlakukan sama, seperti:
·
Melakukan kegiatan yang sama
·
Maju bersama
·
Tingkat kesukaran sama untuk
semua siswa
·
PR yang sama
·
Penilaian yang sama
|
Melayani
adanya perbedaan individual, seperti:
·
Maju sesua dengan kecepatan
masing-masing
·
Bisa melakukan kegiatan yang
berbeda
·
Tingkat kesukaran sesuai
kemampuan/minat masing-masing siswa
·
PR tidak harus sama
·
Macam-macam penilaian
|
Pertanyaan
|
95%
dari guru:
·
Pertanyaan tertutup
·
Fakta, hafalan, ingatan
·
Satu jawaban yang benar
·
Dijawab dengan benar
·
Jawaban: 1 kata/ringkas
·
Yang tersurat saja
|
Pertanyaan
dari siswa/guru, jenis pertanyaan bervariasi:
·
Siswa berpikir
·
Pertanyaan terbuka
·
Pertanyaan produktif
·
Pertanyaan penelitian
·
Problem solving
·
Jawaban terurai, bisa berbeda
|
Latihan
|
·
Latihan terbatas/kurang
·
Jumlah latihan sedikit
·
Pelaksanaan tugas “sekali jadi”
·
Anak menunggu giliran
·
Kurang menantang
|
·
Latihan lebih intensif
·
Jumlah soal memadai
·
Selesai tugas: review, revisi
review, revisi-revisi
·
Setiap mendapat kesempatan yang
sama
·
Lebih menantang:tuntutan tinggi
dan anak lebih produktif
·
Hasil karya anak dipajangkan
|
Interaksi
|
·
Satu arah
·
Guru ke siswa
·
Intensitas interaksi
·
Mutu interaksi
|
·
Banyak arah
·
Guru ke siswa, siswa ke guru,
siswa ke siswa
·
Siswa ke sumber belajar
·
Siswa ke orang dewasa
|
Pengelolaan kelas
|
·
Klasikal
·
Individual
·
Di dalam kelas
|
·
Variasi: individual, berpasangan,
kelompok kecil, kelompok besar
·
Klasikal
·
Di dalam kelas, di luar kelas
|
Variasi penilaian
|
Tes
formal
|
·
Tes formal
·
Pembelajaran dan perbaikan
berkelanjutan
·
Portofolio
·
Umpan balik
·
Penilaian diri/sesama siswa
|
BAB III
PENUTUP
Dengan
adanya model pendekatan pembelajaran terbaru yaitu model pembelajaran PAKEM
atau Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan diharapkan mampu
mengubah paradigma pendidikan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam
model pembelajaran ini, siswa dituntut untuk aktif di kelas dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Aktif di sini bukan berarti siswa harus selalu
bergerak bebas, namun mereka harus senantiasa mengikuti pembelajaran dan
memberikan respon atau tanggapan dalam setiap materi yang dipelajari.
Selain
itu, model pendekatan PAKEM ini juga menuntut siswa untuk kreatif dan
menyenangkan serta efektif. Proses belajarnya mudah, terhindar dari ancaman,
hambatan dan juga gangguan.
Namun sayangnya model
pembelajaran PAKEM hanya baru diterapkan dalam sekolah-sekolah tertentu saja,
akan lebih baik jika model pembelajaran PAKEM diterapkan di seluruh sekolah di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djamarah,
Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak
Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman: 369-374,
380, 382, 385-388.
2. Asmani,
Jamal Ma’mur. 2010. 7 Tips Aplikasi PAKEM.
Jogjakarta: PT Diva Press. Halaman: 56, 59-63, 83-85, 91, 126.
3. Rusman.
2010. Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo. Halaman:
321-329.
4. Mulyasa,
E. 2009. Kurikulum Yang Disempurnakan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Halaman: 190-198.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar