BAB I
PEMBAHASAN
2.1
Pembelajaran Menurut Aliran Behavioristik
Menurut
aliran ini, pembelajaran adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan dengan lingkungan dengan
tingkah laku pembelajar. Oleh karena itu disebut juga pembelajaran perilaku.
Adapun
prinsip – prinsip teori pembelajaran perilaku antara lain :
- Perlu diberikan penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar.
- Pemberian penguatan bisa berupa penguat sosial (pujian), aktivitas (mainan) dan simbolik (uang, nilai).
- Hukuman dapat digunakan sebagai alat pembelajaran tapi perlu hati-hati.
- Perilaku belajar yang segera diikuti konsekuensi akan lebih berpengaruh.
- Pendidik dikatakan telah melakukan pembentukan bila memberikan penguatan dalam pengajarannya.
Secara
umum penerapan fisik belajar perilaku tampak dalam langkah-langkah pembelajaran
berikut :
- Menentukan tujuan intruksional
- Mengalisis lingkungan kelas termasuk identifikasi entry behavior peserta didik
- Menentukan materi pelajaran
- Memecahkan materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil
- Menyajikan materi pembelajaran
- Memberikan stimulus yang mungkin berupa pertanyaan, latihan dan tugas-tugas
- Mengamati dan mengkaji respon peserta didik
- Memberikan penguatan mungkin positif atau negatif
- Memberikan stimulus baru
2.2
Pembelajaran Menurut Aliran Kognitif
Pengembangan
konsep pembelajaran kognitif sudah tentu sangat dipengaruhi oleh aliran psikologi
kognitif. Terdapat tiga tokoh penting di dalamnya yaitu: Piaget, Bruner dan
Ausuble.
2.2.1
Prinsip Pembelajaran Menurut Jean Piaget
Tiga
prinsip utama pembelajaran yang dikemukakan Piaget, antara lain:
- Belajar aktif
Proses
pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam
subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu
diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri,
misalnya: melakukan percobaan sendiri; memanipulasi symbol-simbol; mengajukan
pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri; membandingkan penemuan sendiri
dengan penemuan temannya.
- Belajar lewat interaksi sosial
Dalam
belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di
antara subyek belajar. Menurut Piaget belajar bersama baik dengan teman sebaya
maupun orang yang lebih dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka.
Karena tanpa kebersamaan kognitif akan berkembang dengan sifat egosentrisnya.
Dan dengan kebersamaan khasanah kognitif anak akan semakin beragam. Hal ini
memperkuat pendapat dari JL. Mursell.
- Belajar lewat pengalaman sendiri
Dengan
menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif seseorang akan lebih
baik daripada hanya menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Berbahasa sangat
penting untuk berkomunikasi namun jika tidak diikuti oleh penerapan dan
pengalaman maka perkembangan kognitif seseorang akan cenderung mengarah ke
verbalisme.
2.2.2
Prinsip Pembelajaran Menurut Brunner
Brunner
menyatakan bahwa dalam belajar ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan
yaitu peranan pengalaman struktur pengetahuan, kesiapan mempelajari sesuatu,
intuisi, dan cara membangkitkan motivasi belajar. Maka dalam pengajaran di
sekolah Brunner mengaukan bahwa dalam pembelajaran hendaknya mencakup:
- Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar
Pembelajaran
dari segi siswa adalah pembelajaran yang membantu siswa dalam hal mencari
alternative pemecahan masalah. Dalam mencari pemecahan masalah melalui
penyelidikan dan penemuan serta cara pemecahannya dibutuhkan adanya aktivitas,
pemeliharaan dan pengarahan. Artinya dalam pembelajaran dibutuhkan
pengalaman-pengalaman untuk melakukan sesuatu dengan tujuan mempertahankan
pengalaman-pengalaman yang positif. Karena itulah diperlukan arahan dari guru
agar siswa tidak banyak melakukan kesalahan. Maka guru harus memberikan
kesempatan sebaik-baiknya agar siswa memperoleh pengalaman optimal dalam proses
belajar dan meningkatkan kemauan belajar.
- Perstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal
Pembelajaran
hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas dari suatu pengetahuan yang
dipelajari anak-anak. Struktur pengetahuan memiliki tiga ciri dan setiap ciri
itu, mempengaruhi kemampuan untuk menguasainya.ketiga cara itu ialah :
penyajian, ekonomi dan kuasa (Dahar ; 1996 )
- Penyajian (mode of representation )
Penyajian
dilakukan dengan cara enaktif,ikonik dan simbolik. Cara pnyajian enaktif adalah
melalui tindakan, jadi bersifta manipulatife.Dengan cara enaktif seseorang
mengetahuai suatu aspek dari kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-kata
dan didasarkan pada belajar tentang respon-respon dan bemtuk-bentuk kebiasaan.
- Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal.
Pengetahuan
disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi
tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.
- Cara penyajian simbolik
Dengan
mendekati masa adolesensi, bagi seseorang, bahasa menjadi makin penting sebagai
suatu media berfikir. Penggunaaan penyajian ikonik ke penyajian simbolik yang
didasarkan pada system berfikir abstrak, arbriter dan lebih fleksibel.
Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemampuan sesorang lebih memperhatikan
prosisi atau pernyataan dari pada objek-objek, memberikan struktur hierarkhis
pada konsep-konsep dan kemungkinan alternative dalam suatu cara kombinatorial.
- Ekonomis
Dalam
penyajian suatu pengetauan akan dihubungkan dengan suatu informasi yang dapat
disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai pemahaman. Semakin banyak
jumlah informasi yang harus dipelajari peserta didik untuk memahami sesuatu,
makin banyak langkah-lagkah yang harus ditempuh.
- Kekuatan
Kuasa
dari suatu penyajian dapat juga diartikan sebagai kemampuan penyajian itu untuk
menghubungkan hal-hal yang kelihatannya sangat terpisah-pisah.
- Perincian urutan penyajian materi pelajaran
Pendekatan
pembelajaran dilakukan dengan siswa dibimbing melalui urutan masalah,
sekumpulan materi pelajaran yang logis dan sistematis untuk meningkatkan
kemampuan dalam menerima, mengubah dan mentransfer apa yang telah dipelajari.
Urutan materi sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan siswa dalam menguasai
materi tersebut. Yang mempengaruhi dalam urutan optimal suatu materi adalah
factor belajar sebelumnya, tingkat perkembangan anak, sifat materi pelajaran
dan perbedaan individu.
- Cara pemberian penguatan
Brunner
mendukung adanya hadiah dan hukuman dalam pembelajaran yang digunakan sebagai
reinforcement untuk siswa. Sebab Brunner mengakui bahwa suatu ketika hadiah
ekstrinsik bisa berubah menjadi dorongan yang bersifat intrinsic. Demikian juga
pujian dari guru adalah dorongan bersifat ekstrinsik dan keberhasilan
memecahkan masalah menjadi dorongan yang bersifat intrinsik.
2.2.3
Prinsip Pembelajaran menurut David Ausuble
David
Ausuble mngemukakan tentang belajar bermakna (meaningful learning). Belajar
bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang
relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Prasyarat belajar
bermakna adalah: materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial dan anaj
yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna. Empat prinsip
pembelajaran, antara lain:
- Pengatur Awal/ kerangka cantolan(Advance Organizer)
Pengatur
awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep
lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. Penggunaan pengatur awal
yang tepat dapat meningkatkan pemahaman berbagai macam materi pelajaran,
terutama materi pelajaran yang mempunyai struktur yang teratur. Pada saat
mengawali pembelajaran dengan presentasi suatu pokok bahasan sebaiknya
“pengatur awal” itu digunakan, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
- Diferensiasi Progresif
Di
dalam proses belajar bermakna perlu adanya pengembangan dan elaborasi
konsep-konsep. Caranya unsure yang paling umum dan inklusif diperkenalkan lebih
dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti proses pembelajaran dari
umum ke khusus.
- Belajar Superordinat
Belajar
superordinat adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah
deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep
dalam struktur kognitif tersebut. Proses belajar tersebut akan terus berlanjut
hingga suatu saat ditemukan hal-hal baru. Belajar superordinat akan terjadi
bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya merupakan unsur-unsur dari
suatu konsep yang lebih luas dan inklusif.
- Penyesuaian Integratif
Pada
suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau lebih
nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau bila nama yang
sama diterapkan pada lebih satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan kognitif
itu, Ausuble juga mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian integrative.
Caranya, materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat
menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dank e bawah selama informasi
disajikan.
2.3
Pembelajaran Menurut Aliran Humanistik
Pendidikan
humanistik sangat mementingkan adanya rasa kemerdekaan dan tanggung jawab.
Aliran ini mempunyai tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia agar manusia
mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya. Aliran humanistik tidak mempunyai
teori belajar khusus, tetapi hanya bersifat ekletik, dalam arti mengambil teori
yang sesuai (kognitif) asal tujuan pembelajaran tercapai.
- Fungsi pendidik
Peran
pendidik dalam pendekatan humanistik adalah sebagai fasilitator
belajar.Pendidik adalah individu yang memiliki tugas membimbing belajar sebagai
model pemecahan masalah, sebagai katalisator dalam memprakarsai proses belajar,
sebagai pembantu dalam proses belajaran, sebagai teman peserta didik dalam
mengkaji dan memecahkan masalah.Ada 5 peran yang harus dilakukan pendidik dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran humanistik yaitu :
1)
Menciptakan iklim belajar.
Ada
4 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menciptkan lingkungan belajar yang
kondusif bagi kegiatanbelajar peserta didik, yaitu :
- Persiapan sarana dan kegiatan belajar
Pemberitahuan
kegiatan belajar yang disampaikan kepada peserta didik akan memberikan dampak
positif terhadap iklim belajar apabila tampilan pemberitahuan tersebut mampu
memberikan semangat dan cita rasa serta harapan kepada peserta didik.Dalam
kegiatan awal pembelajaran peserta didik perlu dilibatkan didalam berbagai
kegiatan, missalnya ikut serta dalam menyiapkan sarana belajar.
- Pengaturan fisik
Sebelum
kegiatan belajar dimulai lingkunagn fisik hendaknya ditata sehingga tampak
menyenangkan.
- Acara pembukaan kegiatan belajar
Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam menciptakan iklim belajar
yang kondusif. Misalnya pada kegiatan diskusi. Dalam pembukaan pembelajaran,
dapat dijadikan forumuntik saling berkenalan dan dapat pula diberikan orientasi
mengenai tujuan dan rencana kegiatan. Penampilan dan sikap pendidik dapat ikut
berperan dalam menciptkan iklim belajar.
- Membangun suasana kebersamaan
Membangun
kebersamaan peserta didik di dalam kelompok, adalah gampang –gampang susah
lebih-lebih pada awal pembelajaran. Apabila pendidik mampu memfasilitasipeserta
didik untuk membangun kebersamaan dengan prakarsa diri, berarti dia telah
memperoleh keberhasilan wal dalam melaksanakan pembelajaran.
2)
Memenui kebutuhan belajar peserta didik.
Kebutuhan
berfungsi sebagai kunci pendorong perilaku sehingga menciptakan keaadaan yang
tidak seimbang pada diri individu. kebutuhan pendidikan adalah segala sesuatu
yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk kebaikan sendiri ataupun
masyarakat.
|
|||
Kesenjangan
|
Kebutuhan
pendidikan merupakan kesenjangan antara apa yang diinginkan oleh peserta didik
atau masyarakat dengan apa yang dimiliki. Semakin kongkrit individu
mengidentifikasi aspirasi dan menilai tingkat kompetensinya , semakin tepat
pula menetapkan kebutuhan belajarnya dan termotivasi untuk belajar.
3)
Membantu mengungkapkan emosi peserta didik.
Pendidik
yang melaksanakan pendekata humanistic akan selalu terlibat dalam
kegiatan kehidupan emosional peserta didik.pendidi yang mampu memahami kondisi
emosional peserta didik akan berhasil melaksanakan pembelajaran. Demikian pula
peserta didik ynang memahami kondisi emosional teman-temannya. Dia akan mudah
beradaptasi dan pada gilirannnya akan berhasil dalam belajar. Oleh karenan itu
apabila individu mampu memahami dirisendiri dan lingkungannya maka akan mudah
dalam mengebangkan kemampuan emosinya.
4)
Membantu belajar peserta didik.
Untuk
menjadi pendidik humanistic, seseorang harus mampu dan mau mendengarkan
mengelola gagasan, mengemas sumbang saran yang mengarah pada pencapaian tujuan
yang telah menjadi kebutuhan belajar peserta didik. Oleh karena belajar sambil
bekerja merupakanpengalaman terbaik unutk menambah keterampilan memfasilitasi
aktifitas belajar peserata peserta didik.
Fungsi
pendidik dalah menjadi fasilitator yang membantu peserta didik belajar, bebrapa
tindakan yang dapat dilakukan yaitu seperti menyediakan sumber daya dan memilih
teknik untuk membantu belajar peserta didik.
- Bentuk pembelajaran
Bentuk
pembelajaran melalui pendekatan humanistik adalah bahwa peserta didik dituntut
untuk selalu memotivasi diri. Untuk mencapai ke arah itu kegiatan belajar
hendaknya mendorong peserta didik untuk belajar cara-cara belajar dan menilai
belajarnya sendiri. Program pembelajaran yang diterapkan dalam pendekatan
humanistik umumnya menggunakan kegiatan terbuka di mana peserta didik harus
menemukan informasi, membuat keputusan, memecahkan masalah dan membuat produk
sendiri. Dalam pendidikan humanistik, peserta didik tidak memiliki tempat duduk
yang tetap seperti halnya pendidikan konvensional. Peserta didik dapat belajar
mandiri atau belajar dengan kelompok.
2.4
Pembelajaran Menurut Aliran Kontemporer
Pembelajaran
teori kontemporer yang dimaksud disini adalah pembelajaran berdasarkan teori
belajar kontruktivisme. Pada kontruktivisme seperti Von
Glassersfeld, mengembangkan fungsi kognitif dalam mengkontruksi pengetahuan.
Disini pembelajaran berfungsi membekali kemampuan peserta didik mengakses
berbagi informasi yang dibutuhkan dalam belajar dalam kaitan perolehan
informasi peserta didik mempunyai kemampuan mengakses beragam informasi yang
digunakan untuk belajar, maka pendidik berfungsi membekali kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi informasi yang dibutuhka. Informasi tidak memuat
sai-satunya kebenaran tetapi informasi hanya memiliki makna dalam konteks
waktu, tempat, permasalahan dan bidang tertentu (Pannen, Paulina, dkk 20011).
Pembelajaran
kontruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini, belajar
mengajar dalam arti cenderung berpusat pada pendidik dipihak lain cenderung
berpusat pada subjek belajar. Karena kontruktivisme berpegang pada pandangan
keaktifan peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuan berdasarkan intraksinya
dalam pengalaman belajar yang diperoleh.Bentuk pembelajaran student center
learning strategies dilaksanakan melalui belajar aktif, belajar mandiri,
belajar kooperatif dan kolaborasi generatif learning dan problem based
learning.
Model
pembelajaran yang dikembangkan dalam teori kontruktivisme adalah berdasrkan
teori pembelajaran Quantum. Pengertian quantum teaching mencangkup dan dapat
dipahami melalui tiga hal. Yaitu : quantum, pemercepatan belajar dan fasilitas.
Quantum
berarti interkasi yang mengubah
energi menjadi cahaya. Teaching berarti pengajaran kemudian diarttikan sebagia
pembelajaran untuk menghilangkan kesan dominasi tugas pendidik terhadap peserta
didik dan memberikan pengakuan lebih terhadap kemampuan peserta didik untuk
belajar dengan bantuan dan bimbingan pendidik .
Pemercepatan
belajar berarti menyingkirkan hambatan yang
menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan
musik,mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan ajaran yang sesuai secara
efektif penyajian dan keterlibatan aktif.
Fasilitas artinya memudahkan segala hal
fasilitas dalam konteks ini merujuk pada impelementasi strategi yang
menyingkirkan hambatan belajar.mengembalikan proses belajar yang mudah dan
alami.
Berdasarkan
keterangan diatas disimpulkan bahwa pembelajaran quantum adalah adanya upaya
pendidik untuk mengorkestrasikan berbagi intraksi dalam proses pembelajaran
yang menjadi cahaya yang melejit prestasi pesrta didik dengan menyingkirkan
hambatan belajar melalui penggunanaan, cara dan alat yang tepat sehingga
peserta didik dapat belajar secara mudah dan alami.
Pembelajaran
quantum dirancang berdasarkan 3 hal yaitu: asas utama, prinsip-prinsip dan
model. Asas utama berkaitan dengan konsep yang digunakan untuk pembelajarn
quantum yaitu: Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia
kita ke dunia mereka. hal ini mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama
yang hareus dilakukan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun
jembatan autentik memasuki kehidupan peserta didik untuk mendapatkan hak
mengajar dari mereka.
Belajar
adalah kegiatan full kontak, suatu kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian
manusia (pikiran, ;perasaan dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap dan
keyakinan sebelumnya serta presepsi masa mendatang.
Prinsip-prinsip
yang digunakan dalam pembelajaran quantum terdiri dari 5 macam yaitu :
- Segalanya berbicara
Prinsip
segalanya berbicara mengandung pengertian bahwa segala sesuatu diruang kelas
berbicara mengirim pesan tentang belajardari lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh pendidik dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran
- Segalanya bertujuan
Prinsip
ini berarti bahwa semua upaya yang dilakuakanb pendidik dalam mengubah kelas
mempunyai tujuan yaitu agar peserta didik dapat belajar secara optimal,
mencapai prestasi tertinggi.
- Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses
belajar yang paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama unmtuk hal0hal yang mereka pelajari.
- Akui setiap usaha
Pendidik
hendaknya mengakui setiap usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik agar
peserta didik selalu mengoptiomalkan usahanya misalnya dengan pemberian hadiah
oleh pendidik pada peserta didik
- Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Setiap
usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang terbaik perlu mendapatkan suatu
pengharagaan sebagai hasil kerja keras mereka.
BAB II
PENUTUP
3.1
Simpulan
3.1.1
Pembelajaran menurut aliran behavioristik adalah upaya membentuk tingkah laku
yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan. Prinsip pembelajarannya ada
penguatan untuk meningkatkan motivasi belajar berupa pujian, aktivitas (mainan)
dan simbolik (uang, nilai), hukuman, dan perilaku belajar yang segera diikuti
konsekuensi.
3.1.2
Pembelajaran menurut aliran kognitif , Jean Piaget memiliki 3 prinsip
pembelajaran yaitu belajar aktif, belajar lewat interkasi sosial dan pengalaman
sendiri. Menurut Brunner antara lain pengalaman optimal untuk mau dan dapat
belajar, perstrukturan pengetahuan, urutan penyajian materi dan pemberian
penguatan. Sedangkan, David Ausubel yaitu kerangka cantolan, belajar progesif,
belajar superodinat dan penyesuaian integratif.
3.1.3
Pembelajaran menurut aliran humanistik bertujuan untuk memanusiakan manusia
agar mampu mengaktualisasi diri sebaik-baiknya. Prinsip pembelajarannya
meliputi menciptakan iklim belajar, memenuhi kebutuhan peserta didik, membantu
mengemukakan emosi dan membantu belajar peserta didik.
3.1.4
Pembelajaran menurut aliran kontemporer berdasarkan teori kontruktivisme yang
berperan dalam model pembelajaran kuantum. Model ini adalah upaya untuk
mengorkestrasikan berbagai interaksi dalam proses pembelajaran menjadi cahaya
prestasi, dengan menyingkirkan hambatan belajar dan menfasilitasinya sehingga
peserta didik dapat belajar dengan mudah.
3.2
Saran
3.2.1
Sebaiknya pemahaman konsep pembelajaran ini perlu di bahas masalah yang
berkembang sekarang ini dan bagaimana upaya dalam berbagai model pembelajaran
yang ada sehingga pembaca lebih mengerti maksud dari penyajian makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi
E.U., dan Praja. 1989. Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa.
Meliala,
Adrianus. NY. Teori-teori Belajar. http://www.adrianusmeliala.com/files/kuliah. Diakses tanggal 12 Desember 2011, Pukul 13.10 WIB.
Rifa’i,
Achmad dan Catharina T.A. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang : Puspeng
MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Subyarata.
2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sudrajat,
Ahmat. 2009. Psikologi Belajar. http://Ahmadsudrajat.wordpress.com. Diakses tanggal 12 Desember 2011, Pukul 13.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar