BAB I
PEMBUKAAN
Guru dan anak didik adalah padanan
frase yang serasi, seimbang, dan harmonis. Keduanya berada dalam hubungan
kejiwaan yang saling membutuhkan. Guru mengajar dan anak didik belajar.
Pembelajaran
adalah proses yang pada membelajarkan siswa yang dilakukan oleh guru. Di
dalamnya terdapat usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi terus menerus proses belajar dalam diri siswa. Itulah
pembelajaran aktif yang sekaligus menumbuhkan daya kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Saat
ini terjadi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Selama ini yang
terjadi dalam proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru, namun saat
ini mulai diubah paradigma berpikirnya bahwa yang belajar adalah siswa,
sehingga perlu ada aktivitas yang seimbang antara siswa dan guru. Bahkan akan
lebih baik lagi jika siswa lebih banyak aktif dalam pembelajaran.
Di sinilah letak pentingnya strategi
PAKEM, yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sebagai
acuan pembelajaran. Strategi ini berorientasi untuk menggali potensi terbesar
siswa dengan metodologi pembelajaran yang mengedepankan keaktifan anak,
mendorong kreativitas, efektif dalam pencapaian target dan kualitas, serta
menyenangkan dalam prosesnya, sehingga anak bisa memahami materi pembelajaran
dengan nyaman, senang, dan ceria.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAKEM
Istilah
PAKEM semula dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyful and Effective
Learning). Untuk pertama kalinya di Indonesia, yaitu pada tahun 1999, metode ini
dikenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif, dan Menyenangkan).
PAKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAKEM
adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan
beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya dengan
penekanan belajar sambil bekerja (learning by doing). Sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. PAKEM
merupakan model pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum yang disempurnakan
di bawah bimbingan MBE (managing based of education) dari UNESCO yang dalam
aplikasinya pembelajaran yang mengembangkan kemampuan kritis, kreatif dan
kemampuan memecahkan masalah.dan juga menjadi pedoman dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1. Pembelajaran Aktif
Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pelajar dalam
membangun pengetahuannya. Bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah gur tentang pengetahuan. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam
rangka pembentukan generasi kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Dari proses pembelajaran aktif akan
menyebabkan peserta didik mampu berpikir inovatif dan kreatif. Terdapat
sembilan prinsip belajar menurut Sulo Lipu La Sulo (1990: 9-10) yang perlu
diperhatikan dalam upaya mengoptimalkan keaktifan siswa dalam belajar, baik
dipandang dari pihak pelajar maupun dari pihak pengelola proses pembelajaran.
Prinsip itu antara lain:
a)
pertumbuhan motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik.
b)
pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari, khususnya pemberian
apersepsi atau kaitan.
c)
mengutamakan keterarahan pada suatu fokus, seperti suatu konsep inti ataupun
permasalahan sehingga siswa dapat memusatkan perhatian serta mengaitkan atau
menghubungkan keseluruhan bahan yang sedang dipelajari.
d)
belajar sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya.
e)
penyesuaian dengan perbedaan individual.
f)
peluang untuk bekerja sama dengan berbagai pola interaksi.
g)
peluang untuk menemukan sendiri informasi atau konsep.
h)
penumbuhan kepekaan mencari masalah dan memecahkannya.
i)
mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif.
Untuk mewujudkan prinsip belajar di
atas, menurut Sulo Lipu La Sulo (1990:10), terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran seperti
berikut:
a)
mengupayakan variasi kegiatan dan suasana belajar dengan penggunaan berbagai
strategi pembelajaran.
b)
menumbuhkan prakarsa siswa untuk aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
c)
mengembangkan berbagai pola interaksi dalam pembelajaran, baik antara guru dan
siswa maupun antarsiswa.
d)
menggunakan berbagai sumber belajar, baik yang dirancang/by design (buku pelajaran,
media pembelajaran, model kerangka manusia, dll) maupun yang dimanfaatkan/by
utilization (tumbuhan, hewan, lingkungan, pasar, dll).
e)
pemantauan yang intensif dan diikuti dengan pemberian balikan yang spesifik
juga segera atau cepat.
Sebagai
pusat belajar, peserta didik harus lebih aktif berkegiatan untuk membangun
suatu pemahaman, ketrampilan, dan sikap/perilaku tertentu. Aktifitas siswa
menjadi penting karena belajar pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana
siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (constructivism
aproach). Dari proses pembelajaran aktif akan menyebabkan peserta didik mampu
berpikir inovatif dan kreatif.
2. Pembelajaran Kreatif
Kreatif berarti memiliki daya cipta atau kemampuan
untuk mencipta. Menurut Reni Akbar (2001) kreativitas merupakan kemampuan
seseorang melahirkan sesuatu yang baru atau kombinasi hal yang sudah ada
sehingga terkesan baru.
Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi
dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan harus mampu membuat siswa lebih aktif, berani menyampaikan
pendapat dan berargumen dengan guru tersebut menggunakan
beberapa metode dan strategi bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran,
dan pemecahan masalah.
Sedangkan menurut M. Mukhtar pembelajaran kreatif
merupakan pembelajaran yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas dengan
memanfaatkan semua potensi yang ada. Untuk itu guru dituntut
mampu merangsang kreativitas peserta didik dalam hal kecakapan berpikir maupun dalam
melakukan suatu tindakan. Kreatif yang dimaksud adalah kemampuan peserta didik dalam
menghasilkan sebuah kegiatan atau aktifitas yang baru yang diperoleh dari hasil
berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya yang baru.
Dari konsep di atas, dapat diketahui adanya tujuan
tertentu dalam pembelajaran kreatif, yaitu:
a)
menciptakan suasana yang harmonis dan hangat antara siswa dengan guru.
b)
mendorong siswa untuk berani bertanya, menyampaikan pendapat, dan juga mampu
mempertahankan argumentasinya.
c)
mendorong siswa untuk mampu memberdayakan segala sumber daya yang tersedia,
baik di dalam maupun di luar kelas.
Pembelajaran kreatif menekankan pada
pengembangan kreativitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta
(mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekkan kesenian, dll) maupun
pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Pengembangan kemampuan berpikir
kreatif haruslah seimbang dengan kemampuan berpikir rasional logis.
Pembelajaran di SD-MI pada umumnya telah banyak mengupayakan pengembangan
kemampuan berpikir rasional logis, contohnya melalui pembelajaran matematika
(latihan mengerjakan soal matematika dengan jawaban tunggal).
3. Pembelajaran Efektif
Efektif
berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang haru dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebab
belajar memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Pembelajaran
dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk
kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin
dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan cara melibatkan seluruh
peserta didik dalam merencanakan proses pembelajaran.
Pendapat
yang sama
dikemukakan oleh Khaerudin dan Mahfud Junaedi yang menyatakan bahwa pembelajararan
dikatakan efektif jika peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan
perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan.
Pembelajaran
efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka
merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Pembelajaran
ini juga perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan yang memadai. Untuk itu,
guru harus mampu mengelola tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik,
mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan
mengelola sumber-sumber belajar.
4. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran
menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya
terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada
perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dalam pembelajaran ini
guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik agar tercipta
suasana keakraban antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
Peter
Kline dalam Gordon Dryden & Jeannette Vos mengatakan bahwa belajar akan
efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan. Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam
keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini
tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang
dangkal. Menyenangkan disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta
terciptanya makna, pemahaman (penguasaan materi yang dipelajari), dan nilai
yang membanggakan pada diri siswa.
Pembelajaran
yang menyenangkan ini dapat terwujud apabila guru mampu mendesain materi
pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran
yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi,
game, team quiz, role playing dan sebagainya. Menyenangkan juga berarti membuat
suasana belajar mengajar yang asik sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar dan waktu curah siswa pada pelajaran menjadi (time on
task) tinggi.
B. CIRI-CIRI PAKEM
Ciri-ciri pembelajaran PAKEM secara garis
besar ialah:
a)
multi metode dan multi media
b)
praktik dan bekerja dalam satu tim
c)
memanfaatkan lingkungan sekitar
d)
dilakukan di dalam dan di luar kelas
e)
multi aspek (logika, praktik dan etika)
Ciri-ciri PAKEM yang digambarkan
dalam buku pelatihan awal program MBS yang merupakan pelatihan program kerja
sama pemerintah Indonesia dengan UNESCO dan UNICEF (2003:3-4), antara lain:
a)
siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning to do)
b)
guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
c)
guru mengatur kelas dengan cara memajang buku-buku dan bahan ajar yang lebih
menarik dan menyediakan “pokok baca”.
d)
guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
belajar kelompok.
e)
guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
Sedangkan Rose and Nocholl
mengatakan bahwa ciri-ciri PAKEM adalah sebagai berikut:
a)
menciptakan lingkungan tanpa stres (rileks), yaitu lingkungan yang aman untuk
kesalahan, namun dengan harapan akan mendapatan kesuksesan yang lebih tinggi.
b)
menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Seseorang akan belajar ketika orang itu
melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar.
c)
menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif. Pada umumnya, hal
tersebut dapat terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada
humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta dukungan
antusias.
d)
melibatkan secara sadar semua indera dan otak kiri maupun kanan.
e)
menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan
apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan
untuk memahami bahan ajar.
C. LANDASAN HUKUM PAKEM
1.
UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003
a)
Pasal 4
Pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
b)
Pasal 40
Menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
2.
PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 19
Proses pembelajarn pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
PAKEM
1.
Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional. Mengalami pengalaman langsung pembelajaran akan lebih memberi makna
kepada siswa daripada hanya mendengarkan. Misalnya pada mata pelajaran olah
raga supaya siswa dapat mengetahui tentang bagaimana melakukan serven dalam
permainan bola voli, maka guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk
melakukan serven bola.
2.
Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara
guru dan peserta didik. Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi
dimana antara unsur komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3.
Interaksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi multi
arah. Interaksi multi arah yang diharapkan terjadi adalah interaksi
transaksional, dimana proses komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan
guru, siswa dengan siswa, bahkan siswa dengan lingkungan sekitar memiliki
kesiapan yang cukup baik.
4.
Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan
kembali apa yang telah dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini
dilakukan bersama antara guru dengan siswa.
E. KRITERIA STRATEGI PEMBELAJARAN
PAKEM
1.
guru berusaha untuk membangkitkan semangat dengan menggunakan berbagai alat
bantu, misalnya menggunakan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang
dapat diolah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suasana pembelajaran
lebih menarik, menyenangkan, dan sesuai dengan kompetensi siswa yang ingin
dicapai.
2.
guru mengatur kelas sedemikian rupa agar lebih kondusif untuk situasi
pembelajaran, dan membuat siswa merasa betah di kelasnya. Misalnya dengan
memajang buku-buku dan bahan belajar menarik, juga menyediakan “pokok baca”.
Guru juga harus bisa memajang hasil-hasil karya anak didiknya di seluruh
penjuru kelas. Sehingga siswa dapat merasa bangga, karyanya bisa diapresiasi
oleh teman-temannya.
3.
guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif. Contohnya
belajar berkelompok atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
gagasannya.
4.
guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menata
lingkungan hidupnya.
Hal yang perlu diingat berdasarkan
kriteria-kriteria strategi pembelajaran PAKEM, pembelajaran harusnya:
a)
berusaha membuat peserta didik selalu terlibat secara aktif.
b)
mendorong munculnya kreativitas peserta didik dan guru.
c)
berusaha agar pembelajaran selalu efektif.
d)
Proses pembelajarannya berlangsung secara menyenangkan terutama bagi peserta
didik.
F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PELAKSANAAN STRATEGI PAKEM
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru agar strategi PAKEM dapat dilaksanakan dengan baik. Hal
tersebut antara lan:
1.
Memahami sifat yang dimiliki anak
Ada dua sifat mendasar yang pasti
dimiliki oleh setiap anak di manapun, yaitu kesukaan berimajinasi dan rasa
ingin tahu yang besar. Guru sebagai pembimbing siswa, harus tahu betul
karakteristik kedua sifat dasar itu sebagai modal untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa. Guru bisa melakukan berbagai cara yang dapat
membuat siswa senang/merasa dihargai, seperti memuji hasil karyanya, mengajukan
pertanyaann yang menantang, atau mendorong siswa untuk melakukan percobaan.
2.
Mengenal anak secara perorangan
Setiap siswa tentunya memiliki
karakteristik yang berbeda. Tak terkecuali dalam hal pembelajaran. Ada siswa
yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyerap materi pelajaran, ada juga
siswa yang agak lambat dalam menyerap materi pelajaran. Dengan mengenal
kekurangan dan kelebihan diri setiap siswanya, guru bisa merumuskan perlakuan
khusus yang harus diberikan kepada setiap siswa. Siswa yang mempunya kemampuan
lebih, misalnya bisa dimanfaatkan untuk membantu temannya yang memiliki
kemampuan kurang dalam belajar.
2.
Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kesil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku
ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan bak bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Untuk menghadapi hidup, setiap orang
harus memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan memikirkan
alternatif-alternatif pemecahan masalah. Hal ini harus dipucuk sedini mungkin
sebagai bekal bagi setiap peserta didik.
5.
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruangan kelas sebagai lingkungan
utama tempat berlangsungnya pembelajaran merupakan salah satu aspek yang harus
mendapat perhatian lebih dalam strategu PAKEM. Kelas harus ditata sedemikian
rupa agar nyaman dan membuat betah peserta didik. Salah satu yang bisa
dilakukan adalah memajang karya-karya siswa, poster, diagram, peta, alat
peraga, dll.
6.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering kali membuat anak merasa senang, sehingga materi pelajaran dan
lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial maupun budaya dapat disampaikan
secara efektif. Contohnya, mengamati pertumbuhan tanaman di perkebunan, atau
melihat cara-cara pengolahan tanaman di pertanian. Tapi demi efektifitas waktu
dan biaya, tak selamanya siswa diajak ke lingkungan tertentu untuk belajar.
Guru bisa mengambil salah satu bagian dari lingkungan belajar ke dalam kelas,
contohnya membawa contoh tanaman ke dalam ruang kelas, atau membawa foto/gambar
dari lingkungan belajar di dalam kelas.
7.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Pemberian umpan balik dari guru
kepada guru merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dengan siswa.
Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun agar siswa
lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus
konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.
Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8.
Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Aktif mental lebih diinginkan
daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Contoh aktif fisik
ialah saat siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak.
BAB III
PENUTUP
PAKEM
ialah kependekan dari Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjad pedoman dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
2. Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: PT Diva
Press.
3. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar